NAMAmu diabadikan dibukit LAMANDO

KISAH tentang Lamando, nama yang begitu  fenomenal di rongi, cerita  ini diangkat dari lantunan syair syair kuno pada prosesi ritual adat, hingga namanya turut diabadikan pada salah satu bukit di desa sandang pangan kabupaten Buton Selatan.

Dahulu rongi adalah sebuah perkampungan kecil, komunitas tinggal mereka hanya dalam sebuah benteng seluas 1,2 hektar, tak satupun membangun hunian keluar dari tempat itu. Setiap orang asing datang maka dapat teridentifikasi pula mereka bukan  asal kampung itu, suatu ketika dalam ritual prosesi acara adat, ada 4 sosok wanita  yang tak dikenal ikut hadir menyaksikan, mereka bukanlah manusia biasa,mulai dari parasnya yang cantik, cara berpakaian dan kulitnya putih beda dari biasanya, semua mata tertuju kepadanya.
Karena tingkah ke 4 sosok wanita yang mencurigakan, yang saat itu entah apa yang ingin mereka lakukan, datanglah seorang pemuda,  LAMANDO namanya,  menghampiri mereka, dan bertanya kepadanya apa hendak dimaksud kedatangan dan tujuannya, tak seorang pun yang menjawab, bahkan seketika itu pula ke 4 sosok wanita itu hilang dalam sekejap dari pandangan.  

Begitu kesal dan sedikit kecewa atas tingkah laku  itu, LAMANDO seorang pemuda pemberani, yang dibekali dengan sebagian ilmu nujum, bergegas pergi meninggalkan kampung mencari sosok mahluk itu.  Hingga diketahuilah hunian mahluk itu tinggal disebuah sungai kecil di tengah belantara hutan. Didatangi dan dihampirilah hunian mereka, dengan perlahan lahan memasuki tempat itu, LAMANDO dari balik pepohonan dilihatlah ke 4 wanita itu sedang mandi dan saling bercanda tawa satu sama lainnya, alangkah begitu terkejutnya karena sosok yang memiliki paras cantik dan berkulit putih itu ternyata adalah sosok buaya yang sebagian berbadan buaya dan sebagian lainya manusia. Tak begitu pedulinya tetap saja LAMANDO menjahili mereka, di rampasx salah satu pakaian mereka yg di tinggalkan di ditepi sungai.

Satu persatu saling berpamitan bergegas pulang, hingga tibalah giliran yang paling akhir yang tak miliki pakaian dan tak dapat pulang ke asalnya. Paras cantik bertubuh sebagian buaya itu meratapi nasibnya, nasib yang akan dialaminya ketika tak menemukan pakaiannya maka dia akan menjadi seutuhnya seekor buaya liar di sepanjang sungai, (tutur lisan salah satu tokoh adat).
Ratapan sedih wanita jelmaan buaya itu, berjanji dalam pribadinya ketika ada yang temukan pakaiannya, bila ia seorang wanita maka diangkatlah sebagai saudarinya, dan bila ia seorang lelaki maka dia akan menjadikan sebagai kekasihnya.
Seketika itu muncul lah LAMANDO dari balik pepohanan, diberikan lah pakaian wanita itu, dengan satu syarat ia harus siap jadi istrinya. Karna  niat sosok wanita tadi pula demikian bila lelaki yg temukan pakaianx maka akan dijadikan kekasih. Maka bertemulah antara lamando dengan gadis jelmaan buaya.
Diajaknya gadis itu ke rongi, terjadilah pernikahan antara lamando dengan gadis jelmaan itu.

Kehidupan keluarga mereka  begitu rukun saling menghargai satu sama lain, tapi yang namanya membina sebuah rumah tangga pasti ada cobaan yang dihadapi. suatu ketika terjadi pertengkaran dimana selama nikah ia tak pernah  menengok keluarga, kerabat dan saudarinya, karena tak dapat restu dan izin dari seorang suami. Hingga ia pergi meninggalkannya tak betah tinggal dari kehidupan nyata kembali ketempat asalnya. Ditinggalkan pesan pada suaminya, jika kerinduan menyelimuti dirinya, naiklah kepuncak bukit itu, diatas puncak itu ada sebuah bongkahan batu disela bongkahan batu itu ada sebuah liang yang tembusannya sampai ke tempat awal mula pertemuan mereka disebuah sungai itu, berteriak lah diatas bukit itu, memanggil namanya maka seketika itu iya akan datang. Bukit itulah sebagai saksi tempat pertemuan mereka.
Hingga hari ini LAMANDO diabadikan namanya BUKIT LAMANDO 











Komentar